Untaian

Aku Tidak Butuh Hidup 1000 Tahun lagi,Aku hanya Mau Hidup 1000 Karya Lagi

Minggu, 11 Desember 2011

Bem tidak aktif salah siapa?


aksi kantor gubernur

Terdengar setiap waktu dan setiap tempat masalah ketidak aktifan pengurus. Bahkan lembaga setingkat Uniiversitas baik itu BEM, SEMA  dan lembaga lainnya “terjangkit virus”  ini.
Bukankah seharusnya lembaga elit seperti itu tidak terjangkit “virus” seperti ini? Tidakkah orang  - orang yang ada di dalamnya melalui proses seleksi ? menyerahkan biodata yang terbaik berupa keahlian, pengalaman organisasi dan bahkan prestasi dalam segala bidang. Pertanyaannya sekarang, mengapa masih terdengar keluhan masalah ini?
Bertahun – tahun saya bergerak dalam dunia keorganisasian, permasalahan yang selalu dipermasalahkan adalah masalah keaktifan.  Dari organisasi tingkat bawah, ini juga masalahnya. Mungkin sampai dunia kiamat masalah keaktifan pengurus akan menjadi isu pokok dalam dunia keorganisasian, seperti kisah percintaan yang selalu ada dalam setiap senetron.
Sudah dibentuk divisi , dinas atau badan khusus yang menangani masalah ini tetapi tetap saja masalah tidak kunjung usai.
Pertanyaan untuk kita semua, “ Jika kita hanya focus dan terus focus membahas masalah ini (keaktifan) bagaimana kita bisa konsentrasi membahas masalah daerah dan bangsa? Bukankah tujuan kita masuk organisasi bukan untuk membahas hal seperti ini? Terlalu mubazir waktu yang kita habiskan hanya untuk mengurus maslah ini.
Sehingga dengan terlalu memikirkan maslah ini, fungsi kita sebagai aktivis ,mahasiswa yang seharusnya memikirkan kemajuan bangsa, akan dihabiskan waktunya untuk menyelesaikan masalah ini.
Bukan berarti saya mengatakan tidak boleh mengurus masalah ini, bias kita mengurus atau sedikit member perhatian terhadap pengurus yang tidak aktif dalam tataran kelembagaan setingkat fakultas dan universitas tetapi dengan porsi yang sewajarnya atau sekedar mengingatkan karena tak pleak mahasiswa memang manusia pelupa dan bukanlah malaikat yang sempurna.
Seharusnya pengkaderan itu darimana? Apakah memang  harus di bem?
Solusi
untuk mengatasi hal ini saya memiliki sebuah konsep yang insyaallah jika semua lembaga menerapkan ini, probabilitas masalah ketidakaktifan akan terminimalisir bahkan tidak akan ada.  Dalam hitung – hitungan saya, dalam masalah pengkaderan memang lembaga setaraf fakultas dan universitas tidak sepantasnya terlalu memikirkan masalah ini, bahkan tidak harus. Lembaga tataran fakultas dan universitas hanya focus pada tataran kerja dan kerja.
Bagaimana dengan pengkaderannya?
Peran serta kelembagaan tingkat dasar perlu dimaksimalkan, dalam hal ini sorotan saya adalah peran himpunan mahasiswa program studi (prodi) atau himpunan mahasiswa jurusan (HMJ). Pengurus himaprodi program kerjanya difokuskan ke pengkaderan anggotanya, tidak hanya ceremonial belaka. Harapan dengan adanya system pengkaderan yang masiv di himaprodi atau hmj adalah terciptanya mahasiswa yang benar – benar memahami fungsi dan peran sertanya sebagai aktivis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Hima juga berhak menarik dan mengganti anggota / mahasiswa himanya yang masuk kelembagaan setingkat fakultas dan universitas tetapi tidak menjalankan fungsinya dengan baik, atau tidak aktif.  Karena walaubagaimanapun mahasiswa yang masuk dalam organisasi akan mewakili background dia, baik itu organisasi intern atau ekstern.
Selain hima, organisasi ekstern juga berkewajiban mengawasi anggotanya yang masuk kelembagaan setingkat tadi. Sama seperti himaprodi atau HMJ, mahasiswa yang masuk bem akan mau tidak mau dia akan mewakili organisasi awalnya.
Kesimpulan
Satu, perlunya sebuah system pengkaderan di setiap hima yang masiv dan menarik
Dua, perlunya peran serta bupati atau ketua lembaga dasar untuk selalu memantau anggota atau mahasiswanya yang masuk ke kelembagaan setingkat fakultas dan universitas.
Selain itu, organisasi ekstern dan Lembaga semi otonom kampus harus mengontrol anggotanya.
Insyaallah dengan melaksanakan apa yang saya sampaikan tadi, tingkat keaktivan dan gerakan mahasiswa akan meningkat. Karena sesungguhnya perjuangan itu belum selesai, reformasi hanyalah sebuah awal dari demokrasi. Percuma soeharto turun tetapi apa yang dilakukan soeharto tetap melunjak bahkan berkembang biak dan beranak pinak menjadi wabah yang tak hendak diam sebelum bansga ini kiamat. Oleh sebab itu peran dari mahasiswa perlu benar – benar harus ditingkatkan.

Agus Yoni PW- Sang Penggerak_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar