Untaian

Aku Tidak Butuh Hidup 1000 Tahun lagi,Aku hanya Mau Hidup 1000 Karya Lagi

Senin, 21 Januari 2013

DUIT

Alhamdulillah sampai juga pekanbaru...
Sampai siang langsung Gas Orderan bernilai jutaan sampai sore.
Sampai Panam saat buka.
Hmm... Nikmatnya....
Mlam ni menambah wawasan dan skill lagi...
Semoga bias mahir dan kemudian beberapa hari lagi launching trus dapat duit lagi... 
Intinya, apapun kondisinya, Harus jadi DUIT!...
Teringat kata-kata saat pelatihan Kewirausahaan di P2K2..
"Teruslah bekerja sampai pikiranmu hanya ada "UANG, UANG dan UANG""...
andai jumpa beliau, saat ini akan saya katakana.. Pak, ajaranmu telah benar-benar masuk di tubuhku, meresap ke segala sumsum dan aliran darahku... Lebai.co.id..
but, whateverlah....
Saya nak berbagi, jika teman-teman nak berDUIT.
teruslah berdoa dan pikirkan itu (DUIT)...
apapun kerjaannya harus berfikir gimana bias dijadikan DUIT.
untuk urusan amal dan sedekah, tak lah awak nak sampaikan disini, itu terserah individu masing-masing.
yang jelas teruslah berusaha!
Eits... tetapi bukan berarti harus menilai segala oakai duit ya, cuma berfikir bagaimana apa yang kita miliki bias dijadikan DUIT. dan ini hal yang berbeda.


Lopek Bugi Sebuah ide wirausaha

Pagi-pagi makan Lopek Bugi...
Luar biasa, Teringat awal mereka jualan tidak seramai ini Jalan raya Pekanbaru - Bangkinang, Karena kejelian sang Inovator dan semangat membara untuk Berwirausaha, kini hampir setiap orang yang lewat di"paksa" berhenti.
begitu banyak penjual Lopek Bugi dengan berbagai varian..
Benar-benar Semangat Berwirausaha yang luar biasa!

Agus Yoni PW
Sang Penggerak

Emas Abdurrahman bin Auf

Sebuah cerita,
Nabi Muhammad SAW berkata tentang abdurrahman bin auf.
"Jika dia menganggkat batu, niscaya di bawah batu itu adalah emas"
Ini bukan berarti bahwa Abdurrahman Bin Auf seorang tukang sihir atau diberi kelebihan mengubah sesuatu menjadi emas, bukan pula diberi mukjizat seperti para nabi.
menurut saya ini adalah perumpamaan yang diberikan Rosulullah SAW kepada beliau, perumpamaan yang sangat cerdas.
inilah hasil dari manivestasi kecerdasan Abdurrahman dalam berbisnis atau jika kita ambil pengertian sekarang, pandai mencari peluang bisnis.
"Emas" yang dikatakan Rosulullah bisa berarti sesuatu yang sangat berharga atau menggambarkan materi.
Sehingga bisa dikatakan, apapun yang dilihat oleh Abdurrahman bin auf "BISA MENJADI EMAS", yup, bisa jadi setelah diolah akan menjadi uang dan uangnya dibelikan emas.
Itulah kecerdasan Abdurrahman Bin Auf,
semoga kita bisa meniru beliau,
Memanfaatkan segalanya yang dekat dengan kita menjadi sesuatu yang bernilai dan akan menjauhkan kita dari kekufuran. Begitu banyak saudara-saudara kita yang berganti keyakinan dikarenkan sekilo beras dan sekotak indomie.


Sang Penggerak
Agus Yoni PW

Faktor Kali....

Sudah saatnya berkembang... Berfikir faktor kali...
Tetapi begitu susah mencari dan membuat sistem yang menguntungkan semua pihak...
Ibarat membut pedang bermata dua, jika ini berhasil dan bisa dipantau, akan memudahkan empunya, tetapi jika salah langkah, tidak hanya melukai empunya, juga mematikan

Karyawanku ya Mitraku

Selama ini ternyata rekan-rekan bisnis dari golongan tua.
Mudah-mudah susah memanage Bapak-bapak, tetapi kunci dari itu nampaknya sentuhan qolbu.
Alhamdulillah selama kita tidak memposisikan diri sebagai bos atau manager di depan mereka, semua akan lancar.
Anggap mereka adalah mitra kita, dan memang mereka mitra kita...
Sekali lagi nampaknya perlu diucapkan, "manager bukan harus duduk tanpa kerja". Bukan itu tingkatan manager berhasil, berhasil bukan dari banyaknya menyuruh-nyuruh, tetapi seberapa banyak hasil yang didapatkan dari planning.
Masih terlalu muda rasanya jika menganggap diri sebagai bos dan dengan mudah nya mengambil sikap "ongkang-ongkang " kaki hanya untuk menunjukkan diri adalah bos atau manager yang disegani...
Hampir semua "kepala" divisi dalam bisnis ini adalah Golongan tua.
bisa dikatakan 90% pekerjaan mereka sangat memuaskan, penuh dedikasi. Memang awalnya sulit menerapkan sistem ini di hadapan mereka karena mungkin selama ini mereka terbiasa dengan sistem pasaran. Tetapi dengan rutinnya komunikasi, sedikit demi sedikit mereka mengerti arti keprofesionalan.
Dari berbagai golongan, baik dari agamais, nasionalis bahkan yang berkeyakinan KTP bisa menerima sistem ini, Alhamdulillah ya...
dan akhirnya mereka kenal dengan sistem islam, profesional.
kemudian baru mereka melihat personnya, "Ternyata orang islam seperti ini dalam bisnis" dan secara tidak sadar mereka telah menerima bahkan menerapkan nilai-nilai agama.
Sungguh tidak terbayangkan jika awalnya langsung menggurui mereka dengan dalil-dalil yang terkadang terucap apa yang tidak kita perbuat bahkan terucap apa yang beralainan dengan kita, akhirnya ketika orang melihat akan beranggapan "Omong Kosong, sok bicara Agama, mereka belum pernah aja turun dalam bidang ini makanya bisa ngomong gini. Coba kalau ada masalah gini, gitu? Alah, kemarin dia melarang-larang ini itu, sekarang dia yang gitu? dasar orang ....., etc" dan akhirnya akan memperburuk citra background...
Cukuplah kata-kata keagamaan itu meresap dalam aliran darah dan desahan nafas kemudian menghasilkan gerakan intisari dari kata-kata itu, sebuah tindakan real yang menjelaskan kata-kata itu.
Saat ini orang sudah bosan dengan kata-kata, semua mulut bisa menyampaikan itu, bahkan ceramah-ceramah sudah bisa dilakukan oleh kaset, vcd dan sejenisnya. yang belum adalah yang melaksanakan hasil ceramah tersebut...
Yah,.. Memang tidak lah kita sempurna, tetapi apa salahnya kita mendekati kesempurnaan Illahinyah, karena yang sempurna itu hanyalah Milik Tuhan..

Meremehkan=SOmbong?

Sebuah kondisi yang Luar biasa.
Mungkin dianggap sepele tetapi Justru terkadang yang dianggap sepele ini yang sangat bahaya,
Banyak orang jatuh karena kerikil di jalanan, bahkan bisa dikatakan sangat jarang orang yang jatuh karena batu segunung.
Yah, ungkapan ini mungkin yang perlu kita pahami, sehingga tidak menyepelekan sekecil apapun masalah bahkan statement yang menganggap mudah masalah.
Aneh rasanya mendengar kata-kata " Jangan terjerumus dengan hal remeh temeh, hal-hal kecil, bangsa dan negara masih butuhkan kita atau Permasalahan dunia sangat komplek sehingga jangan habiskan waktu hanya dengan masalah kecil"
Pertanyaannya adalah, kategori kecil itu gmn? terkadang menurut kita kecil, belum tentu menurut orang kecil, bisa jadi itu menjadi hal besar atau bisa jadi itu ibarat Gunung Es?
perlu dipertimbangkan lagi jika hendak mengucapkan kata2 'SOMBONG" menurut saya (Karena hanya orang sombong yang menganggap sesuatu itu tidak berarti) seperti itu.
Begitu banyak hal rusak karena masalah sepele, mungkin orang seperti ini harus merasakan arti dari kecil itu.
Saya rekomendasikan Menonton Film Final Destination semua fersi, dari satu sampai selesai. DI Fiilm tersebut digambarkan bagaimana akibatnya orang yang menganggap hal-hal kecil sepele dan tidak memperhatikannya akhirnya MATI karene kesepeleannya.
Film ini menjelaskan, sehebat apapun kita "JANGAN PERNAH MENYEPELEKAN SESUATU" baik itu sifatnya materil ataupun Moril/abstrak.. Bahaya.
Tidakkah kita melihat selama ini kisah-kisah nyata yang menjadi besar karena masalah dianggap sepele?
Apalagi kepada seluruh PIMPINAN/LEADHER, baik kelembagaan pemerintah, LSM, profit dan seluruh leadher di segala aspek.. Marimenghargai hal-hal yang selama ini kita lecehkan atau bahkan acuhkan...

Diskusi dengan masyarakat

Diskusi dengan mitra:
"Pejabat2 itu gayanya aja pakai Peci, tau g Gus? mereka itu rata-rata mata keranjang? kau tau si ....? sering di ajak nikah, mau disediakan berapa aja, tapi dia g mau. Calon gubernur itu, si ..... sudah biasa bilang2 sayang sama dia. ada nomor calon itu sama dia. sekali ngasi proyek sama dia, 200 juta, itu baru uang mukanya... Mereka dulu juga mahasiswa, suka demo sana-sini,tapi sekarang... parah... Tau g kau, rata-rata pejabat itu punya perempuan simpanan.."

Ini baru bilang WOW///... yah, wallahualam. ntah benar ntah salah, tapi beberapa hal juga benar adanya,..

Diskusi dengan masyarakat B.
"Mahasiswa itu banyak demo di luar, tapi g pernah demo di kampung"
akhirnya untuk satu ini saya tidak setuju,
"Kan baru Mahasiswa, sesuai porsinya dong. Aktivis juga manusia, mempunyai kelebihan dan keterbatasan. Sudah bersyukur mereka peduli terhadap masyarakat dengan demo, nah, gmn dengan yang hanya nongkrong? itu semua akan ada waktunya. Mahasiswa yang terbiasa aksi, otomatis secara tidak langsung mental perlawanan terhadap ketidakadilan itu terpupuk dan tidak akan seperti kerbau yang di cocok hidungnya ketika pulang kampung! Di kampung itu lebih parah mas, kebijakan itu dikuasai oleh beberapa pihak dan tidak ada yang berani melawan. Jika mahasiswa tidak terbiasa demo ke Gubernur bahkan presiden, gmn dia mau berjuang untuk rakyat kampungnya? Bisa jaminan mahasiswa yang mementingkan dirinya sendiri saat di kampus akan peduli dengan masyarakat di kampung? memang akan ada kemungkinan, tetapi itu kecil, Mas. Kita harus bersukur masih ada yang menempa diri atau meng'kader' diri dengan aksi-aksi atas nama rakyat, semua itu seleksi alam, ada yang komit dengan nilai-nilai ideologisnya kelak atau diam atau minimal melawan dengan dimulai dari keluarganya. Itu yang bisa di jamin. Nah kalaupun ada pejabat yang dulunya mahasiswa pendemo dan sekarang korupsi ataupun merusak nasib rakyat, berapa banyak? tidak semua mereka bejat. memang ada, tapi sebagian. lagian, yang demo aja kena, apalagi yang g pernah demo, g tau medan pertempuran, Mas". nampak suasana tegang, akhirnya saya akhiri dengan mengalihkan pembicaraan...
Tetapi anggapan ini memang banyak yang sejenis. semoga ini menjadi masukan bagi kita semua...


Sang Penggerak
Agus Yoni PW

Tegas = Dzalim?

"Perlakukanlah orang lain seperti kamu memperlakukan diri kamu sendiri"
kata2 ini tidak cocok rasanya untuk saya.
Jika saya harus memperlakukan orang lain seperti saya memperlakukan diri saya, bisa jadi saya akan masuk penjara dalam beberapa bulan atau bahkan tahun dengan pasal pelanggaran HAM.
Sebenarnya bukan pelanggaran HAM, tetapi itu semua menyangkut komitmen dan itu di mulai atau di ajarkan dari sendiri. Kita harus siap melaksanakan komitmen tersebut, seperti halnya, saya tidak akan makan sebelum kerjaan selesai atau saya tidak akan istirahat sebelum selesai pekerjaan..
Selama ini orang cuma lihat hasilnya, tetapi tidak dengan prosesnya...
Terkadang kita harus keras dengan diri untuk menempanya, bukan memanjakannya,,, tidak ada orang sukses yang MANJA dan mengandalkan tampang UNYU_UNYU atau bahkan berperilaku unyu punya.. TIDAK!
PALINGAN artis, itupun sampai usia berapa mereka masih unyu?
TEMPA DIRI KITA!


Sang Penggerak
Agus Yoni PW

Link lagi

Tuhan begitu indah rencananya.
Mungkin ini sebuah petunjuk untuk diri ini.
Semenjak diri memutuskan untuk mengawali sesuatu baru,
tiada disangka informasi2 dan petunjuk datang.. dan ini selain gratis justru sekalian membawa Rizki..
Diawali dengan sebuah diskusi, ternyata sangat tepat sesuai dengan rencana bisnis.
Kemudian datang Dosen muda salah satu Fakultas memesan pesanan untuk merek beberapa produk olahan, dapat lagi informasi dan link..
Kemudian atas rekomendasi beliau, datang masyarakat yang benar2 bergerak dalam bidang ini untuk memesan label, dan akhirnya mendapat informasi lagi dan juga link untuk ke sana.
Informasi dana bantuan dari provinsi dan kabupaten, resep, link, pemasaran, kualitas, semua sudah clear...
Barang juga alhamdulillah sudah ready dan siap untuk dipasarkan lebih lanjut, tetapi masih menunggu perizinan kesehatan dan label halal..
"Maka Nikmat Tuhan Manakah yang kamu dustakan?"

Alhamdulillah,
produksi masih beberapa minggu lagi, pesanan luar daerah telah datang dan ternyata belum mampu.....
Sama halnya ketika kita bertanya pada orang yg butuh, ketika kita tawarkan 2 buah ternyata dia meminta 2 juta buah?
ternyata tidak hanya tidak laku orang bingung, kareka tidak ada yg diminta pelanggan orang bisa juga bingung..
Itu masih satu daerah, ternyata untuk daerah sendiri saja belum terpikir.. terlalu berfikir Ekspor, dan Tuhan menjawab itu..
Semoga dalam waktu beberapa bulan ini bisa melengkapi syarat2 sebagai pengekspor.
Memang banyak, tetapi itu atas izin Tuhan akan terlaksana..
Amin..
dan akhirnya semangat untuk memberdayakan masyarakat terlaksana, semoga dengan ini bisa memajukan bangsa...
Setelah dikaji, ternyata itu semua bisa, tetapi selama ini nampaknya ada pihak yang sengaja membuat kondisi masyarakat seperti ini.
yah,,... biar saja...kita buktikan saja.... G perlu ceramah sampai berbuih2, cukup buktikan, berhasil dan sampaikan!

Gerakan menuju "A Young Billioner"