Untaian

Aku Tidak Butuh Hidup 1000 Tahun lagi,Aku hanya Mau Hidup 1000 Karya Lagi

Rabu, 05 Desember 2012

Seruan Aksi

SERUAN AKSI!!
UNTUK PARA AKTIVIS YANG MENGAKU AKTIVIS!

Sungguh miris membaca berita di tribun hari ini, bahkan menjadi headline. Seorang guru di tampar dan ditodong pistol oleh wali murid karena sang guru menegur dan menyuruh keluar muridnya dikarenakan tidak menghargai gurunya saat menerangkan pelajaran.
Si murid pulang dan lapor sama ayahnya, kemudian ayahnya datang ke sekolahan mencari gurunya
 dan langsung menampar dan menodongkan pistol. Walau sekedar menakut-nakuti guru tetapi hal ini merupakan hal yang tidak pantas, apalagi gurunya adalah perempuan dan yang memegang pistol ternyata adalah kepala keamanan dinas setingkat provinsi, Riau.
Sungguh, kado yang sangat luar biasa dan mungkin inilah satu-satunya kado yang sangat WOW dihari guru 25 november kemarin.
beberapa hal yang perlu saya sampaikan, berikut solusi dan opininya:
1. Pihak Sekolah:
pihak sekolah harus malaporkan kejadian ini ke pihak yang berwajib karena ini menyangkut tindak pidana, yaitu penganiayaan dan perbuatan tidak menyenangkan. Sekolah sebagai naungan guru harus mampu mengayomi guru disaat seperti ini.

2. Pihak Wali murid
Seharunya orang tua tidak menelan mentah-mentah laporan dari anaknya dan melakukan tindakan yang saya fikir justru ini yang ditiru anaknya. melakukan tindakan premanisme. Laporan anak sudah terkontaminasi sehingga belum bisa dijadikan rujukan. atau memang orang tuanyanya memanjakan anaknya, sehingga anaknya menyepelekan gurunya karena dia tau bapaknya akan melindunginya.

3. Pihak Guru
Hal seperti ini jangan jadi emosi dikedepankan, jangan sampai karena tidak mau memperpanjang masalah semakin membuat si pelaku merasa besar kepala sehingga suatu ketika akan berbuat lebih. Bukan saatnya dan tempatnya bersikap lembut, ini menyangkut harkat dan martabat guru. Kita harus mempertahankan ini. Bukankah anak yang dititipkan ke sekolah otomatis mau tidak mau harus ikut aturan sekolah, jika tidak mau silahkan buat aturan sendiri di rumah sendiri, jadikan aja anaknya belajar sama bapaknya.
Jadi, Sang Guru harus melaporkan hal ini ke pihak yang berwajib, karena Pihak berwajib tidak bisa atau kuat mengusut suatu persitiwa jika tidak ada laporan resmi dan tertulis dari korban.

4. Pihak PGRI
PGRI harus mendampingi hal ini sampai tuntas. Jika tidak dan bahkan dibiarkan menguap begitu saja, maka baik PGRI dan Kesatuan-Kesatuan yang berlandaskan GURU dibubarkan saja karena tidak mampu melindungi hak anggotanya

5. AKTIVIS MAHASISWA
Aktivis mahasiswa yang otomatis jadi sekarang karena guru apalagi aktivis yang backgrounnya PENDIDIKAN atau FKIP, harus melakukan aksi untuk hal ini. aksi ini ditujukan kepada KAPOLDA, PEMPROF RIAU, PGRI:
a. Usut tuntas perkara ini
b. Cabut izin kepemilikan senjata api oknum tersebut karena ini sudah melanggar persyaratan kepemilikan senjata api
c. COPOT jabatan oknum tersebut. ini tidak mencerminkan PEJABAT yang baik
d. PGRI HARUS BERJUANG menegakkan hak guru, jika tidak bisa maka ketua PGRI HARUS TURUN dari jabatannya.

dan jika AKTIVIS MAHASISWA TIDAK AKSI DAN TERKESAN DIAM, BAIK KALIAN IKRARKAN BAHWA KALIAN MULAI DETIK INI BUKAN LAGI AKTIVIS!!!!!
AKTIVIS BUKAN panitia pelaksana atau Event Organizer....
AKTIVIS adalah orang yang berfikir dan bertindak untuk kepentingan masyarakat yang terdzolimi!
Saatnya aksi wahai aktivis!
JIKA KEKUASAAN MENGHENTIKAN PERGERAKAN KALIAN,
MAKA KALIAN TIDAK UBAHNYA MUNAFIK!!!
MENGKOAR-KOARKAN KEBENARAN TETAPI KALIAN MENUTUP MATA TERHADAP KEADILAN!
SAATNYA PEMBUKTIAN KEAKTIVISAN KALIAN!

SEANDAINYA STATUS MAHASISWA MASIH TERSANDANG,... hmm..
lihat sajalah beberapa hari ini,
siapa aktivis kacangan dan MUNAFIK!...
atau The real Aktivis!

by: Agus Yoni Pw

Tidak ada komentar:

Posting Komentar