Untaian

Aku Tidak Butuh Hidup 1000 Tahun lagi,Aku hanya Mau Hidup 1000 Karya Lagi

Jumat, 16 September 2011

tuan dan nyonya

langkah itu menuju pada jalanmu tuan.
aku bukan hendak menjilat kulitmu,
juga melihat tampang dengan senyum yang tidak pernah pudar.
bukan pula perhiasan yang menggelayut disetiap sendi tubuhmu.
apalagi pakaian kebesaranmu!

tuan,
kau selalu melihatku!
bahkan kau memperbesar dirimu berkali kali.
dari rumahku, senyummu menyiratkan bahagia keluargaku.
kau perlihatkan kebesaranmu di sekitar rumahku.
kami mengagumimu tuan.
mengagumimu!

nyonya,
kau juga tidak ubahnya dengan kita dan kekasihmu walau ku tidak tahu bagaimana kisahmu,
aku tidak mau tahu. masih banyak tempat sampah yang harus kucari tahu yang jelas - jelas memberiku hidup.
ya , hidup.

tuan, nyonya,
kemana kau sekarang tuan?
setiap kulihat anak - anak ramai didepan kerajaanmu, patih-patih dan buldog-buldogmu selalu menggarang dan berubah jadi kaset rekaman yang usang dan kadaluarsa, itu saja bunyinya.
"tuan dan nyonya tidak dirumah"
hmm,,
apakah kembaran tuan yang besarnya puluhan gubuk kami sebagai mata - mata tuan?
atau sebagai pengganti tuan?

tuan, aku sayang tuan,
aku ingin mencium tangan tuan seperti tuan mencium tangan saya saat tuan mau jadi raja.
yah,
tuan memang hebat.
apalagi kembaran tuan,
hampir disetiap pojok kota ada dengan senyum dan kemegahan tak terkira.
tuan memang penyambut tamu yang baik.

tuan,
boleh tidak aku mengambil kembaran tuan?
sedikit saja tuan,
kemarin selokan samping rumah saya banjir gara - gara hujan tuan.
lama tuan,
berapa coba?
lima menit tuan.
alhamdulillah tuan, tuan memang hebat.
padahal dulu 4 menit sudah banjir,
sekarang suah lama.

tapi tuan, vila saya tersapu tuan,
air itu menghanyutkan semua yang saya punya, termasuk foto tuan saat mencium tangan saya yang kasar ini di vila saya, di koran.

tuan,
boleh ya?

nyonya,
bolehkan?

cuma untuk nanti malam aja tuan,
tidak lebih.
aku janji tuan,
aku akan gantian mencium tangan, muka, kaki dan semua tubuhmu yang sekarng telah jadi besar, lebar dan selalu tersenyum, tak berkedip.

plizz ya tuan.
tuan?
Nyonya?
kok diam?
tuan, nyonya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar